Rabu, 15 Oktober 2014

Perbedaan Hard News dan Soft News


   
             Ada dua tipe dalam penulisan jurnalistik, yaitu hard news dan soft news.Kedua tipe tersebut memiliki ciri khas masing-masing. Berikut adalah ciri-ciri dari masing-masing jenis penulisan yang membedakan keduanya.

             Hard news, adalah berita penting yang harus disampaikan langsung ke publik. Berita jenis ini tidak bisa ditunda pemberitaanya karena akan cepat basi. Kadang penulisan berita macam ini juga disebut breaking news, spot news, ataustraight news.

              Ada beberapa ciri-ciri khas dari Hard news
Pertama : mementingkan aktualitas. Definisi dari aktual adalah sedang menjadi pembicaraan orang banyak atau peristiwa yang baru saja terjadi. Kita ambil contoh, misalnya judul berita: Intelijen Korea Bantah Curi Data Delegasi RI, merupakan berita tanggal 21 Februari 2011, apakah berita macam ini masih punya nilai berita jika tidak disajikan pada hari itu juga? Tentu saja tidak. Berita seperti ini akan cepat kehilangan nilai jualnya. Karenanya, berita hard news sangat mementingkan aktualitas.

Kedua :  adalah memakai sistem piramida terbalik dalam penulisan berita. Artikel berbentuk berita ini memiliki struktur unik, yaitu inti informasi ditulis pada alinea awal (disebut sebagai "lead”) dan data-data penting menyusul pada alinea-alinea selanjutnya, lalu penjelasan tambahan, dan diakhiri dengan informasi lain yang bukan bersifat informasi utama. Inilah yang disebut sebagai piramida terbalik.

          Bagi pembaca sebuah artikel, piramida terbalik memudahkannya menangkap inti cerita, sebab informasi yang paling pokok langsung dibeberkan sejak alinea-alinea awal. Sementara bagi redaktur di meja redaksi, piramida terbalik juga memberi keuntungan. Yaitu ketika sebuah artikel harus diperpendek karena kolom terbatas sementara waktu sudah mepet, maka redaktur tinggal memotong bagian bawah. Kalimat-kalimat yang dibuang itu tidak akan mengurangi makna artikel, asalkan ditulis dalam bentuk piramida terbalik.

               Agar tercipta hard news yang baik maka lead harus baik pula. Lead yang baik harus memenuhi satu syarat, yaitu pemakaian 5W + 1H, Singkatan dari “what, who, when, where, why, how,” yang dalam bahasa Indonesia menjadi “apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana.” Semua unsur inilah yang harus terkandung dalam sebuah hard news. Contoh lead yang diambil dari vivanews.com :  Intelijen Korea Bantah Curi Data Delegasi RI -- Kamar VIP di Lotte Hotel, tempat delegasi Indonesia menginap selama di Seoul, Korea Selatan, disantroni penyusup. Tiga orang mencurigakan -- dua laki-laki dan seorang perempuan mencuri data dari laptop menggunakan USB. Para pelaku kabur saat kepergok salah satu staf dari Indonesia. 


Ketiga : adalah kelengakapan dari isi beritanya. Lengkapnya sebuahhard news, bisa dipenuhi apabila pemakaian 5W + 1H sudah diterapkan. 5W+1H adalah unsur berita dan harus ada. Bayangkan, jika salah satu unsur dari enam unsur tersebut tidak ada. Pasti berita tersebut sarat akan informasinya sehingga tidak ada kelengkapan.


Keempat : adalah untuk memberi informasi. Sebagai jendela, agar para pembaca yang tidak tahu menjadi tahu. jika mengambil contoh berita dari vivanews.com, kita tidak akan tahu apakah ada data rahasia yang dicuri oleh intelejen korea? Lewat hard news, fungsi memberi info sangat diprioritaskan.
      
 Kelima :adalah panjang dari hard news 100-200 kata. Tidak perlu panjang-panjang karena fungsinya memberi info yang aktual dan memenuhi unsur 5W+1H.

Soft news adalah berita yang dari segi struktur penulisan relatif lebih luwes, dan dari segi isi tidak terlalu berat. Soft news umumnya tidak terlalu lugas, tidak kaku, atau ketat, khususnya dalam soal waktunya. Misalnya: tulisan untuk menggambarkan kesulitan yang dihadapi rakyat kecil akibat krisis ekonomi akhir-akhir ini. Selama krisis ekonomi ini masih berlanjut, berita itu bisa diturunkan kapan saja. Atau tulisan tentang artis Meriam Bellina, yang punya hobi baru mengkoleksi pot bunga antik. Biasanya lebih banyak mengangkat aspek kemanusiaan (human interest).

Dari segi bentuknya, soft news masih bisa kita perinci lagi menjadi dua: news feature dan feature. Feature adalah sejenis tulisan khas yang berbentuk luwes, tahan waktu, menarik, strukturnya tidak kaku, dan biasanya mengangkat aspek kemanusiaan. Panjang tulisan feature bervariasi dan boleh ditulis seberapa panjang pun, sejauh masih menarik. Misalnya, feature tentang kehidupan sehari-hari nelayan di Marunda. Sedangkan news feature adalah feature yang mengandung unsur berita. Misalnya, tulisan yang menggambarkan peristiwa penangkapan seorang pencuri oleh polisi, yang diawali dengan kejar-kejaran, tertangkap, lepas lagi, dan semua liku-liku proses penangkapan itu disajikan secara seru, menarik, dan dramatis, seperti kita menonton film saja. 



No
Hard News
Soft News
1.
Tidak bisa ditunda pemberitaanya, harus langsung disampaikan kepada publik.
Bisa dipublikasikan kapan saja. Tidak terikat waktu.
2.
Mementingkan aktualitas (berita yang sedang hangat dibicarakan).
Mementingkan human interest (mengangkat aspek kemanusiaan).
3.
Disusun menurut sistem piramida terbalik, inti berita terletak di awal.
Penyusunan berita bersifat luwes dan berstruktut tidak kaku.
4.
Disebut juga breaking news, spot news, atau straight news.
Dibagi menjadi dua jenis, yaitu news feature (feature yang mengandung unsur berita) dan feature (sejenis tulisan khas yang berbentuk luwes, tahan waktu, menarik, strukturnya tidak kaku, dan biasanya mengangkat aspek kemanusiaan.)
5.
Terdiri dari 100-200 kata.
Tidak ada pembatasan jumlah kata.
6.
Bertujuan untuk memberi informasi kepada publik.
Selain memberi informasi, juga bersifat menghibur.
























Contoh Hard News:

Tak Kapok Meski ada Razia

KEDIRI-Bupati Kediri, Dr. Hj. Hariati Sutrisno, mengutarakan kekecewaannya terhadap para penambang pasir yang semakin ugal-ugalan. Hal ini dikarenakan para penambang pasir sudah tidak mengikuti aturan penambangan yang benar. Para penambang tradisional hampir tidak bisa ditemukan karena banyaknya para penambang illegal.

Kapolres Kabupaten Kediri mengaku sudah melakukan razia diberbagai titik tempat penambangan. “Tahun 2011 kami sudah mempidanakan para penambang pasir”, ungkap AKBP Deni Hariadi saat memberikan sambutan Ekspedisi Brantas 3 (20/12). Namun hal ini tidak menimbulkan efek jera. Bahkan, penambangan pasir terus membeludak.
Di daerah Pagak-Ngadiluwih masih ditemukan para penambang pasir dengan mesin diesel. Lebih dari 15 orang masih aktif melakukan aktifitas penambangan. “Ini sudah kebutuhan”, ujar Wartono (40), salah satu pekerja penambang pasir di Pagak-Ngadiluwih.
Wartono, yang akrab dipanggil Parto itu mengaku, selama 4 tahun sebagai penambang tidak pernah terjaring razia. Hal ini dikarenakan sudah ada bocoran dari masyarakat luar sebelum aparat datang untuk merazia. “Kalau ada razia berhenti dulu beberapa hari”, aku teman Wartono yang sengaja menutupi identitasnya.

Contoh Soft News:

Ucapkan “Diet Plastik” untuk Lingkungan

KERTOSONO- Rahman (26), yang biasa dipanggil Pimen,  salah satu anggota Komunitas Nol Sampah dari Surabaya memberikan banyak pengetahuan para peserta Ekspedisi Brantas 3 (20/12). Salah satunya yaitu penyebab utama kerusakan yang terjadi pada lingkungan. Menurut Rahman, kerusakan lingkungan sebagian besar disebabkan oleh manusia sendiri.
Saat ini, masalah terbesar yang harus dibrantas adalah maraknya penggunaan bahan plastik. Kebanyakan dari masyarakat mengabaikan hal tersebut. Banyak masyarakat yang beranggapan bahwa tidak ada dampak apapun setelah memakai bahan plastik. Padahal jika mereka mengetahui dampak dari penggunaan plastik bisa dirasakan dalam kehidupan sehari-hari.
Plastik mengandung bahan berbahaya bagi lingkungan. Sekali pakai dan terbuang, maka satu titik tanah akan mengalami kerusakan. Apalagi hampir seluruh dunia masih menggunakan bahan palstik. Berapa luaskah tanah yang sudah mengalami kerusakan?
Rahman mengatakan, ia masih banyak menemukan masyarakat yang menggunakan bahan plastik terutama di daerah pedesaan. “Mungkin kurangnya pengetahuan, mereka hidup serba apa adanya tanpa memperhatikan keseimbangan lingkungan”, ujarnya.
“Ini harus dihentikan”, tegas Rahman. “Lama kelamaan bumi kita akan ambruk hanya karena berawal dari hal kecil seperti sekarang ini”,lanjutnya.
Di warung, toko, supermarket bahkan  mall, sebagian besar masih menggunakan tas kresek sebagai pembungkusnya. Tas kresek terbuat dari bahan yang tidak mudah terurai oleh tanah. Hal ini yang menyebabkan tanah menjadi tidak subur.
Rahman beserta rekan-rekannya dari Komunitas Nol Sampah mengajak masyarakat untuk menanggulangi masalah plastik. Mereka biasa menyebutnya dengan “Diet Tas Kresek”. Dengan dibuatnya tas dari bahan kain, tidak akan merusak lingkungan. Harapannya, masyarakat bisa mengikuti apa yang Rahman dan kawan-kawan lakukan demi menjaga kelestarian lingkungan.





 source :
 brantastiga.blogspot.com
jejak-berita.blogspot.com/2009/03/perbedaan-hard-news-dan-softnews.html
http://jurnal-imkom.blogspot.com/2011/02/perbedaan-hard-news-dan-soft-news.html
http://amaliakata.blogspot.com/2013/11/perbedaan-hard-news-dan-soft-news.html

5 komentar:

  1. postnya sangat membantu. terimakasiih

    BalasHapus
  2. Terima kasih ka, oke poenya infonya.


    BalasHapus
  3. cukup membantu penjelasannya. terima kasih

    BalasHapus
  4. Common Denominator adalah wujud pengakuan bahwa manusia itu tidak sama. "Bhineka Tunggal Ika" mungkin dapat diartikan Common Denominator karena memiliki makna yang menyerupai yaitu "Walaupun berbeda beda tetapi Satu Jua". Istilah inilah yang akan dibahas tentang (Baca Selengkapnya...)

    BalasHapus